KECEWA???
Ya,
enam huruf penuh makna itu tidak asing bagi
kita. Aku yakin di antara kalian pernah mengalami hal tersebut. Entah
dikecewakan oleh siapapun aku juga yakin pasti rasanya itu sakit
sekali. Itu juga yang pernah aku alami sekitar 3 tahun yang lalu saat
aku duduk si kelas 8 SMP. Pada saat itu....
*Flash Back*
Terlihat beberapa siswa kelas 8.2 sedang asik
mengerjakan tugas matematika yang memang telah di berikan oleh
seorang guru berambut paling pendek di sekolah kami, Bu Rubayati
begitu para siswa SMPN 1 memanggil beliau. Begitu juga denganku dan
para sahabatku. ”Fir, apakah tugasmu sudah selesai? Aku pinjem
dong!” tanya dona. ” Iyah, ini mau selesai. Cepat kembalikan ya,
aku ingin mewarna buku itu”jawabku. Mewarna buku tugas matematika
adalah tugas yang diberikan Bu Rubayati kepada kami agar buku kami
terlihat lebih menarik di baca.
Setelah menyelesaikan tugas tersebut, segera
kupinjamkan buku tugasku kepada Dona. Hah lumayanlah ada waktu kosong
menunggu bel istirahat pertama berbunyi,
gumamku dalam hati.
”Fir, bukumu nanti aku bawa pulang ya.”tanya Nurta. ”Jangan,
Maaf. Aku nanti akan mewarna buku itu di rumah.”ucapku. ”it’s
not problem”jawabnya. ”Teman apakah ada yang membawa pensil
warna?” tanya Ruli kepadaku, Nurta, Dona dan Yuzi. ”Aku”
jawabku sembari memberikan pensil warna kepadanya. Bicara tentang
Ruli, dia adalah orang termanis menurutku di kelas itu. Tapi,sayang
dia nakal. Kagum, itu kata yang menggambarkan perasaanku ke dia.
Teng...teng...teng...
Bel istirahat berbunyi. Para siswa segera
berhamburan keluar kelas. Tidak denganku, Dona, Yuzi dan Nurta yang
lebih memilih berbincang-bincang di dalam kelas. ”Fir, kamu suka
Ruli ya?”tanya Nurta tiba-tiba. ”Hah? Enggak, kok bisa kamu tanya
seperti itu?”jawabku. ”Tadi waktu meminjamkan pensil warna kamu
terlihat bahagia”ucapnya. ”Aku hanya kagum saja sama dia”jawabku
kembali. ”Guys, aku ngerasa ada perasaan sama seseorang di kelas
ini”ucap yuzi yang mengagetkan aku,Dona dan Nurta. ”
Hah?siapa?Edo?Sugab atau sapa?”tanyaku dengan senang.
”Edo”jawabnya. ”Hah???”ucap Yuzi. ”aku seneng banget waktu
pertama kali bertemu dengannya”jawabnya dengan wajah berseri.
”Oalah Zi,Zi”ucap Nurta keheranan.
Bel masukpun berbunyi..
”Anak-anak mari kita bentuk kelompok. Dimana setiap kelompok harus
membuat gerakkan dance yang harus kalian tampilkan bulan depan di
depan saya.”ucap guru kesenian kami. ”Pembentukkan kelompok
berdasarkan urut absen dan berjumlah 6 siswa”sambungnya. Segera
siswa 8.2 membuat kelompok.
Nurta yang saat itu satu kelompok denga Ruli, terlihat saling
berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Begitu juga denganku yang
sedang membahas lagu yang akan kita pakai untuk ngedance.
Keesokan harinya, aku berjalan menuju bangku yang
akan kutempati. Beberapa anak melihatku dengan wajah penuh tanya.
”Ada apa?”tanyaku kepada Rena. ”Oh,tidak apa-apa”ucapnya
dengan ragu-ragu. Ketika Yuzi datang, beberapa anak juga memandangnya
dengan wajah penuh tanya. ”Yuz, kenapa sih ank-anak melihatku dan
kamu kayak gitu?”tanyaku,”haha..kagum mungkin sama kecantikkan
kita”canda Yuzi.
Pelajaran
bahasa Inggris dimulai, Jati yang diberi amanah untuk menyapu oleh bu
peni tiba-tiba lewat dan berhenti di sampingku. ”Fir, kamu suka
Ruli ya?”tanyanya yang membuatku terkejut. ”Kata siapa?”tanyaku
kembali.”Enggak jadi deh”jawabnya sembari meninggalkanku. Aku
cukup terkejut dengan pertanyaan jati tersebut. Kejadian itu masih
terlintas dipikiranku saat pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Saat
aku izin ke kamar mandi bersama Yuzi,
tiba-tiba ”Ecie yang suka sama Ruli dan Edo”. Mendengar ucapan
itu aku dan Yuzi menoleh, karena aku dan Yuzi merasa kalimat itu ia
lontarkan kami. ”Rena, sedang bicara dengan siapa kamu”tanyaku,
”ya kalianlah”ucapnya. ”Siapa yang suka sama Ruli dan
Edo?”tanyaku kembali,”Bukannya kalian?”jawabnya lagi. ”Kata
siapa?”tanya Yuzi,”Ada orang yang cerita loh”jawabnya sembari
meninggalkan kami. Aku dan Yuzi sangat kaget dengan pemberitaan
tersebut.
Pelajaran
selanjutnya adalah bahasa daerah. Aku dan Yuzi sangat terganggu
dengan apa yang telah terjadi. ”Ren,jawab ya sejujurnya. Siapa yang
bilang kalu aku suka Ruli dan Yuzi suka edo?”tanyaku serius,
”Enggak ah, aku gak mau bilang. Aku udah dibilangi sama yang ngasih
tau kalau aku gak boleh ngasih tau kalian”jawabnya dengan polos.
”Ren,ini itu penting. Oke aku memang suka Edo tapi kalau Firda itu
gak suka sama Ruli, dia hanya kagum”lanjut Yuzi dengan geram.
”okelah kalau kalian memaksa. Tapi kalu
ada apa-apa jangan saut pautkan dengan aku ya.”ucapnya.”iya,janji
deh. siapa?”tanyaku penasaran. ”Nurta yang menceritakan itu
kepadaku dan anak-anak kelompok kesenian waktu diskusi kesenian
kemarin”ucapnya,”Hah?Nurta?”tanyaku kaget,”Iya”jawabnya
lalu pergi. Aku dan Yuzi sangat kecewa dengan perlakuan Nurta
terhadap kami. Aku dan Yuzi menceritakkan itu kepada Dona. Dona juga
sangat terkejut dengan sedang terjadi. ”Apa yang akan kita lakukan?
Kalian sudah jadi buah bibir anak-anak.”tanya Dona, ”Aku ingin
menyakan alasan mengapa ia berbuat itu kepadaku dan Yuzi”ucapku.
Keesokan
harinya saat pelajaran TIK, aku dan Yuzi memberanikan diri untuk
bertanya kepada Nurta. ”Kenapa kamu membuat berita yang tidak
benar?”tanyaku kepada Nurta, ”Sadar gak
sih kamu itu bikin kecewa aku sama Firda”tambah Yuzi.
”Maaf”ucapnya. ”Aku sebenernya suka sama Ruli,jadi aku bilang
anak-anak kalau kamu suka Ruli, biar kamu ngedrop karena pemberitaan
itu dan langsung tidak kagum pada Ruli”tambahnya sembari
menundukkan muka. ”Terus mengapa kamu bilang juga kepada anak-anak
kalau aku suka Edo?”tanya Yuzi, ”Itu terlontar langsung dari
mulutku,maaf”jawab Nurta kembali. Setelah mendengar alasan itu,aku
segera pergi meninggalkan Nurta yang diikuti Yuzi juga.
Jujur saja semenjak kejadian itu aku jadi ilfeel sama Nurta. Aku
tidak pernah menyangka Nurta yang sudah aku anggap sahabat bisa
mengecewakan aku dan Yuzi.
*Flashback end*
Yah
itulah sepenggal kisahku yang terjadi pada saat dahulu kala. Aku
yakin disaat kita dikecewain pasti disitu ada hikmah yang bisa
dipetik. Itu pula yang aku alami saat setelah kejadian itu.
*nama yang ada telah disamarkan
(erf)
0 komentar:
Posting Komentar