Senin, 05 Maret 2012

Ceritaku


KECEWA???

Ya, enam huruf penuh makna itu tidak asing bagi kita. Aku yakin di antara kalian pernah mengalami hal tersebut. Entah dikecewakan oleh siapapun aku juga yakin pasti rasanya itu sakit sekali. Itu juga yang pernah aku alami sekitar 3 tahun yang lalu saat aku duduk si kelas 8 SMP. Pada saat itu....

*Flash Back*
Terlihat beberapa siswa kelas 8.2 sedang asik mengerjakan tugas matematika yang memang telah di berikan oleh seorang guru berambut paling pendek di sekolah kami, Bu Rubayati begitu para siswa SMPN 1 memanggil beliau. Begitu juga denganku dan para sahabatku. ”Fir, apakah tugasmu sudah selesai? Aku pinjem dong!” tanya dona. ” Iyah, ini mau selesai. Cepat kembalikan ya, aku ingin mewarna buku itu”jawabku. Mewarna buku tugas matematika adalah tugas yang diberikan Bu Rubayati kepada kami agar buku kami terlihat lebih menarik di baca.
Setelah menyelesaikan tugas tersebut, segera kupinjamkan buku tugasku kepada Dona. Hah lumayanlah ada waktu kosong menunggu bel istirahat pertama berbunyi, gumamku dalam hati.
”Fir, bukumu nanti aku bawa pulang ya.”tanya Nurta. ”Jangan, Maaf. Aku nanti akan mewarna buku itu di rumah.”ucapku. ”it’s not problem”jawabnya. ”Teman apakah ada yang membawa pensil warna?” tanya Ruli kepadaku, Nurta, Dona dan Yuzi. ”Aku” jawabku sembari memberikan pensil warna kepadanya. Bicara tentang Ruli, dia adalah orang termanis menurutku di kelas itu. Tapi,sayang dia nakal. Kagum, itu kata yang menggambarkan perasaanku ke dia.
Teng...teng...teng...
Bel istirahat berbunyi. Para siswa segera berhamburan keluar kelas. Tidak denganku, Dona, Yuzi dan Nurta yang lebih memilih berbincang-bincang di dalam kelas. ”Fir, kamu suka Ruli ya?”tanya Nurta tiba-tiba. ”Hah? Enggak, kok bisa kamu tanya seperti itu?”jawabku. ”Tadi waktu meminjamkan pensil warna kamu terlihat bahagia”ucapnya. ”Aku hanya kagum saja sama dia”jawabku kembali. ”Guys, aku ngerasa ada perasaan sama seseorang di kelas ini”ucap yuzi yang mengagetkan aku,Dona dan Nurta. ” Hah?siapa?Edo?Sugab atau sapa?”tanyaku dengan senang. ”Edo”jawabnya. ”Hah???”ucap Yuzi. ”aku seneng banget waktu pertama kali bertemu dengannya”jawabnya dengan wajah berseri. ”Oalah Zi,Zi”ucap Nurta keheranan.
Bel masukpun berbunyi..
”Anak-anak mari kita bentuk kelompok. Dimana setiap kelompok harus membuat gerakkan dance yang harus kalian tampilkan bulan depan di depan saya.”ucap guru kesenian kami. ”Pembentukkan kelompok berdasarkan urut absen dan berjumlah 6 siswa”sambungnya. Segera siswa 8.2 membuat kelompok.
Nurta yang saat itu satu kelompok denga Ruli, terlihat saling berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Begitu juga denganku yang sedang membahas lagu yang akan kita pakai untuk ngedance.
Keesokan harinya, aku berjalan menuju bangku yang akan kutempati. Beberapa anak melihatku dengan wajah penuh tanya. ”Ada apa?”tanyaku kepada Rena. ”Oh,tidak apa-apa”ucapnya dengan ragu-ragu. Ketika Yuzi datang, beberapa anak juga memandangnya dengan wajah penuh tanya. ”Yuz, kenapa sih ank-anak melihatku dan kamu kayak gitu?”tanyaku,”haha..kagum mungkin sama kecantikkan kita”canda Yuzi.
Pelajaran bahasa Inggris dimulai, Jati yang diberi amanah untuk menyapu oleh bu peni tiba-tiba lewat dan berhenti di sampingku. ”Fir, kamu suka Ruli ya?”tanyanya yang membuatku terkejut. ”Kata siapa?”tanyaku kembali.”Enggak jadi deh”jawabnya sembari meninggalkanku. Aku cukup terkejut dengan pertanyaan jati tersebut. Kejadian itu masih terlintas dipikiranku saat pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Saat aku izin ke kamar mandi bersama Yuzi, tiba-tiba ”Ecie yang suka sama Ruli dan Edo”. Mendengar ucapan itu aku dan Yuzi menoleh, karena aku dan Yuzi merasa kalimat itu ia lontarkan kami. ”Rena, sedang bicara dengan siapa kamu”tanyaku, ”ya kalianlah”ucapnya. ”Siapa yang suka sama Ruli dan Edo?”tanyaku kembali,”Bukannya kalian?”jawabnya lagi. ”Kata siapa?”tanya Yuzi,”Ada orang yang cerita loh”jawabnya sembari meninggalkan kami. Aku dan Yuzi sangat kaget dengan pemberitaan tersebut.
Pelajaran selanjutnya adalah bahasa daerah. Aku dan Yuzi sangat terganggu dengan apa yang telah terjadi. ”Ren,jawab ya sejujurnya. Siapa yang bilang kalu aku suka Ruli dan Yuzi suka edo?”tanyaku serius, ”Enggak ah, aku gak mau bilang. Aku udah dibilangi sama yang ngasih tau kalau aku gak boleh ngasih tau kalian”jawabnya dengan polos. ”Ren,ini itu penting. Oke aku memang suka Edo tapi kalau Firda itu gak suka sama Ruli, dia hanya kagum”lanjut Yuzi dengan geram. ”okelah kalau kalian memaksa. Tapi kalu ada apa-apa jangan saut pautkan dengan aku ya.”ucapnya.”iya,janji deh. siapa?”tanyaku penasaran. ”Nurta yang menceritakan itu kepadaku dan anak-anak kelompok kesenian waktu diskusi kesenian kemarin”ucapnya,”Hah?Nurta?”tanyaku kaget,”Iya”jawabnya lalu pergi. Aku dan Yuzi sangat kecewa dengan perlakuan Nurta terhadap kami. Aku dan Yuzi menceritakkan itu kepada Dona. Dona juga sangat terkejut dengan sedang terjadi. ”Apa yang akan kita lakukan? Kalian sudah jadi buah bibir anak-anak.”tanya Dona, ”Aku ingin menyakan alasan mengapa ia berbuat itu kepadaku dan Yuzi”ucapku.
Keesokan harinya saat pelajaran TIK, aku dan Yuzi memberanikan diri untuk bertanya kepada Nurta. ”Kenapa kamu membuat berita yang tidak benar?”tanyaku kepada Nurta, ”Sadar gak sih kamu itu bikin kecewa aku sama Firda”tambah Yuzi. ”Maaf”ucapnya. ”Aku sebenernya suka sama Ruli,jadi aku bilang anak-anak kalau kamu suka Ruli, biar kamu ngedrop karena pemberitaan itu dan langsung tidak kagum pada Ruli”tambahnya sembari menundukkan muka. ”Terus mengapa kamu bilang juga kepada anak-anak kalau aku suka Edo?”tanya Yuzi, ”Itu terlontar langsung dari mulutku,maaf”jawab Nurta kembali. Setelah mendengar alasan itu,aku segera pergi meninggalkan Nurta yang diikuti Yuzi juga.
Jujur saja semenjak kejadian itu aku jadi ilfeel sama Nurta. Aku tidak pernah menyangka Nurta yang sudah aku anggap sahabat bisa mengecewakan aku dan Yuzi.

*Flashback end*

Yah itulah sepenggal kisahku yang terjadi pada saat dahulu kala. Aku yakin disaat kita dikecewain pasti disitu ada hikmah yang bisa dipetik. Itu pula yang aku alami saat setelah kejadian itu.

*nama yang ada telah disamarkan
(erf)

0 komentar:

Posting Komentar